Jumat di Garasi (JDG) adalah program dari Komunitas Film Kupang yang awalnya dilaksanakan setiap Jumat sore di sebuah garasi, yang kemudian berkembang menjadi ruang apresiasi untuk film-film anti-mainstream. Program ini bertujuan mengenalkan karya film independen yang sering sulit ditemukan di bioskop, dengan pemutaran film, diskusi, dan lokakarya mini tentang pembuatan film. JDG memberikan kesempatan untuk belajar, berdiskusi, dan menghargai film-film berkualitas, sekaligus membangun komunitas sineas dan pecinta film di Kupang.
Layar Merdeka adalah sebuah program yang bertujuan menghadirkan pengalaman menonton film kepada masyarakat di desa-desa pelosok yang belum memiliki akses memadai terhadap hiburan dan informasi melalui layar lebar. Mengusung slogan “Menonton adalah hak segala bangsa,” program ini menggunakan konsep layar tancap untuk membawa suasana sinema ke wilayah-wilayah terpencil yang sering kali tidak memiliki fasilitas bioskop atau perangkat multimedia. Dengan memanfaatkan alat sederhana namun efektif, Layar Merdeka menyelenggarakan pemutaran film di tempat terbuka, seperti lapangan desa atau area publik, sehingga warga, terutama mereka yang tinggal di daerah yang jauh dari kota, dapat menikmati film-film berkualitas, memperluas wawasan, dan merayakan seni perfilman. Program ini tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan penguatan komunitas melalui film, yang dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan akses terhadap informasi, budaya, dan pemahaman sosial.
Screening for Healing adalah program yang dirancang untuk membantu penyembuhan emosional bagi komunitas yang terdampak bencana dengan menyediakan ruang untuk menonton film yang memberikan ketenangan, penghiburan, dan inspirasi. Program ini pertama kali dilaksanakan untuk membantu warga Kota Kupang yang terdampak Badai Siklon Seroja pada April 2021, dengan pemutaran film sebagai upaya meringankan trauma dan memberikan ruang bagi warga untuk beristirahat sejenak. Selain itu, Screening for Healing juga hadir sebagai respons terhadap erupsi Gunung Lewotobi pada November 2024, memberikan dukungan emosional kepada korban bencana tersebut melalui film yang dapat memberikan rasa aman dan harapan.