Komunitas Film Kupang hadirkan Lokakarya bertajuk Isi Sisi Isu, dalam tema Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan, pada 21-23 November 2024 di Aula Nusantara, BPMP NTT. Lokakarya ini dalam rangka menyambut Hari Internasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan setiap tanggal 25 November. Para peserta kegiatan berasal dari SMA/SMK di Kota Kupang dan Kefamenanu, Timor Tengah Utara.
Yedi Letedara, selaku Ketua Komunitas Film Kupang dalam sambutan pembuka mengucapkan terima kasih kepada para pelajar yang telah berpartisipasi dalam Lokakarya Isi Sisi Isu. “Kegiatan ini merupakan upaya dari Komunitas Film Kupang untuk mengeksplorasi program yang lebih kreatif, dengan menggabungkan digitalisasi, konten media sosial, dan isu-isu yang dekat dengan keseharian tetapi masih jarang dibahas,” ungkap Yedi. Ia juga mengungkapkan limpah terima kasih kepada segenap pihak yang telah mendukung kelancaran kegiatan ini.
Dalam sambutan kedua, Faizal Kasim yang mewakili Kepala BPMP turut mendukung dan mengapresiasi kegiatan ini. Ia berharap kedepannya bisa terus membangun kerja sama yang baik dengan Komunitas Film Kupang untuk memajukan pendidikan di NTT.
Mohadi, Kepala UPTD Taman Budaya Gerson Poyk Kupang, yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan kegiatan ini sangat bermutu dalam membangun karakter anak-anak generasi muda karena berkaitan dengan pendidikan dan kebudayaan. Ia turut mengapresiasi para mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Undana Kupang yang sedang menjalankan program magang di Komunitas Film Kupang, yang turut terlibat sebagai panitia dalam kegiatan ini.
“Semoga peserta memahami materi sosialisasi ini demi upaya mencegah dan menanggulangi kekerasan terhadap perempuan. Harapannya setelah ikut kegiatan ini, adik-adik peserta dapat menjadi ujung tombak di sekolah masing-masing dalam mengedukasi upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan. Sebab semua manusia berharga, diciptakan sederajat, dan harus saling menghargai satu sama lain,” ungkap Mohadi yang selanjutnya membuka kegiatan ini secara resmi.
Lokakarya ini dirancang sebagai respon terhadap kebutuhan mendesak akan edukasi dan pemberdayaan generasi muda dalam isu kekerasan terhadap perempuan. Dengan memadukan metode pembelajaran interaktif, pemutaran dan diskusi film, serta aksi kreatif lainnya, panitia kegiatan mengharapkan para peserta tidak hanya mendapat pengetahuan tetapi juga keterampilan praktis untuk mengidentifikasi, mencegah, dan merespon kasus kekerasan terhadap perempuan.
Adapun materi yang diberikan untuk para peserta, seperti pengantar umum tentang kekerasan terhadap perempuan oleh Tata Yunita. Dasar-dasar story telling oleh Elsy Grazia. Dasar-dasar copywriting oleh Tim Kenapa Harus Peduli. Dasar-dasar foto dan video oleh Hendri Y. Tefa dan Junikeni Ratu Radja. Latihan desain poster/carousel dan manajemen media sosial.
Adapun para peserta yang terlibat sejumlah 26 peserta dari 5 SMA/SMK, antara lain; SMKN 1 Kota Kupang, SMKN 5 Kota Kupang, SMAK Giovanni Kupang, SMAK St. Arnoldus Janssen Kupang, dan SMKS Katolik Kefamenanu.
Fanty Akoit, pelajar dari SMKS Katolik Kefamenanu mengaku senang karena bisa bertemu teman-teman baru dari sekolah lain lewat kegiatan ini. “Saya juga tertarik untuk semakin mendalami materi yang diberi pemateri. Semoga lewat kegiatan ini saya bisa mendapat pengetahuan yang baik tentang kekerasan terhadap perempuan,” ungkap siswa Kelas XII Jurusan Broadcasting dan Perfilman ini.
Louisa Angi, siswi kelas XI (II-A) SMA St. Arnoldus Janssen Kupang, mengatakan adanya sesi menonton film pendek sangat berguna dan menarik. “Film ini (Asa) membawakan tema tentang kekerasan terhadap perempuan, yang mana orang sering berpikir jika film seperti ini jangan terlalu ditayangkan kepada anak-anak karena bisa berdampak bagi anak-anak. Namun, menurut saya pribadi film seperti ini perlu diedukasi kepada para pelajar seperti kami guna menambah wawasan tentang kekerasan terhadap perempuan serta upaya untuk mengatasinya,” jelas Louisa.
“Materi copywriting yang sudah saya dapatkan tentunya sangat efektif dan sangat berhubungan langsung dengan penghapusan kekerasan terhadap perempuan, dimana anak Gen Z sekarang lebih suka atau lebih mengerti dengan bahasa semi formal yang digunakan pada copywriting medsos era sekarang. Harapan saya materi yang didapat bisa dimengerti dan diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari teristimewa di sekolah,” kata Vallen, siswi kelas XI Jurusan Perkantoran SMKN 1 Kupang.
Selain peningkatan pengetahuan dan kesadaran peserta tentang isu kekerasan terhadap perempuan, lokakarya ini akan menghasilkan mading online di media sosial pribadi dan sekolah para peserta, serta poster kampanye penghapusan kekerasan terhadap perempuan. (Yose Bataona).